Siapa warga Nahdatul Ulama (NU) yang tak kenal tokoh satu ini. Beliau adalah salah satu pejuang dan pahlawan nasional yang energik dan penuh dedikasi untuk bangsa. Sosok santri yang sangat memahami dunia politik bangsa ini adalah putra dari K.H. Hasyim Asy’ari sang pendiri NU. Ia merupakan politikus yang dilahirkan dikalangan santri dan bahkan tidak pernah memperoleh pendidikan dari luar pondok pesantren. Dunia luarnya ia pelajari secara otodidak melalui buku-buku dan kawan-kawan yang dikenalnya.
Beliaulah yang membawa perubahan di dunia kesantrian di NU. Berpikir bagaimana seorang santri tidak hanya belajar agama saja namun juga harus mengerti pendidikan umum, bahkan bahasa asing. Ia melihat bahwa kalangan santri saat itu masih kalah jauh dengan siswa-siswa keluaran sekolah umum, apalagi banyak pejuang-pejuang pergerakan adalah dari kalangan sekuler, oleh karena itu ia berusaha mendobrak bagaimana agar santri tidak hanya mengerti agama tapi juga mengerti ilmu umum. Saat awal-awal perjuangannya di NU ia banyak mendapat kritikan karena idenya membawa pelajaran sekuler saat itu di dunia santri. Namun, ia hadapi dengan penuh kesabaran. Ia juga mengusulkan sebuah madrasah yang belajar agama dan ilmu umum.