Wahid Hasyim, Sosok Santri dan Pejuang Muda yang Brilian

Siapa warga Nahdatul Ulama (NU) yang tak kenal tokoh satu ini. Beliau adalah salah satu pejuang dan pahlawan nasional yang energik dan penuh dedikasi untuk bangsa. Sosok santri yang sangat memahami dunia politik bangsa ini adalah putra dari K.H. Hasyim Asy’ari sang pendiri NU. Ia merupakan politikus yang dilahirkan dikalangan santri dan bahkan tidak pernah memperoleh pendidikan dari luar pondok pesantren. Dunia luarnya ia pelajari secara otodidak melalui buku-buku dan kawan-kawan yang dikenalnya.

Beliaulah yang membawa perubahan di dunia kesantrian di NU. Berpikir bagaimana seorang santri tidak hanya belajar agama saja namun juga harus mengerti pendidikan umum, bahkan bahasa asing. Ia melihat bahwa kalangan santri saat itu masih kalah jauh dengan siswa-siswa keluaran sekolah umum, apalagi banyak pejuang-pejuang pergerakan adalah dari kalangan sekuler, oleh karena itu ia berusaha mendobrak bagaimana agar santri tidak hanya mengerti agama tapi juga mengerti ilmu umum. Saat awal-awal perjuangannya di NU ia banyak mendapat kritikan karena idenya membawa pelajaran sekuler saat itu di dunia santri. Namun, ia hadapi dengan penuh kesabaran. Ia juga mengusulkan sebuah madrasah yang belajar agama dan ilmu umum.

Continue reading

Jejak Pemikiran Mahatma Gandhi

Siapa yang tidak kenal dengan Mahatma Gandhi. Tokoh yang disebut sebagai “Sang Pengemis Telanjang” yang penuh kharisma ini merupakan seorang pendobrak ketidakadilan di negerinya, India. Ia adalah pribadi yang unik. Di satu sisi merupakan orang suci yang hidup bersama rakyat jelata, tapi dia juga politisi yang ulung. Sebuah kombinasi yang langka.

Bagi Gandhi, “Kebenaran yang absolut hanya Tuhan dan satu-satunya sarana untuk menciptakan kebenaran itu adalah ahimsa. Makin dalam kita menggali ke dalam tambang kebenaran, makin berhargalah bebatuan yang akan kita temukan terkubur disana, dalam bentuk peluang-peluang yang semakin luas dalam pelayanan.

Continue reading

Menelusuri Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

Apa yang terpikir setelah mendengar kata Muhammadiyah? Rumah Sakit, Sekolah, Pondok Pesantren, bahkan film Laskar Pelangi. Inilah yang dibentuk oleh KH Ahmad Dahlan yaitu membangun kepedulian terhadap pendidikan, bahkan hal-hal yang cukup revolusioner pada masa penjajahan, misalnya shalat ied di lapangan (dimana masa-masa itu belanda takut akan aksi massa), dan penerjemahan Al-Qur’an (saat itu sangat dilarang oleh Belanda).

KH Dahlan ini merupakan seorang ulama memiliki visi jauh ke depan dalam menatap nasib generasi. Pidatonya yang berjudul “Tali Pengikat Hidup Manusia” yang isinya: orang itu mesti beragama, dan agama itu pada mulanya bercahaya tapi makin lama makin suram. Padahal yang suram itu bukan agamanya, akan tetapi manusianya. Dalam tulisan berjudul ‘Al-Islam dan Al-Qur’an’—yang merupakan satu-satunya tulisan Dahlan yang dipublikasikan—dinyatakan adanya kekalutan dikalangan umat. Mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Menurutnya, yang menyebabkan perpecahan itu adalah para pemimpin umat itu dangkal ilmunya, sehingga kalau bermusyawarah mereka selalu bersandar pada hawa nafsu dan tidak dengan ilmu. Dan para pemimpin yang berilmu tidak mengamalkan ilmunya hanya untuk bersombong dan untuk kepentingan sendiri. Hal ini mirip sekali dengan keadaan sekarang dimana pemimpin sudah tidak peduli rakyat hanya memikirkan dirinya sendiri. Ingat kata-katanya, Pemimpin itu sedikit bicara dan banyak kerja, bukan memperalat yang bodoh dan lemah untuk kepentigan pribadinya.

Continue reading