Menikmati Belajar Tahsin

Sembari mengisi waktu kosong di hari Ahad, saya coba ikutan belajar Tahsin lagi di Maqdis (Ma’had Al-Qur’an dan Dirosah Islamiyah). Kebetulan diadakannya di Masjid Pusdai. Dalam kelompok belajar Tahsin ini ada sekitar 15 orang. Biasanya membentuk sebuah halaqoh atau lingkaran. Kebetulan dalam kelompok saya terdiri dari kalangan pekerja, mahasiswa, bahkan pelajar SMP. Awalnya juga bingung kenapa ya saya ditaruh di level Tahsin 1, apakah ada masalah dengan bacaan saya yang kadang saya rasa bagus-bagus saja. Eh, ternyata selidik punya selidik bacaan saya masih banyak yang salah terutama di masalah panjang-pendeknya.

Pada Tahsin 1 ini banyak dibahas mengenai kesalahan-kesalahan yang sering kita alami dalam membaca Al-Qur’an. Seperti kata saya tadi, sepertinya pede saja membaca Al-Qur’an karena merasa bacaannya sudah baik, eh ternyata banyak hak-hak huruf yang tidak kita berikan dengan benar. Memang dalam hadits dijelaskan bahwa belajar Tajwid itu Fardhu Kifayah, namun menerapkannya dalam membaca Al-Qur’an adalah Fardhu ‘Ain baik di dalam maupun diluar. Lihat Surat Al-Muzammil ayat 4, “Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil“. Rasulullah juga bersabda, “…bacalah Al-Qur’an dengan dialek dan suara orang Arab (yang fasih)…” hadits riwayat dari Thabrani. Membaca Al-Qur’an dengan menerapkan kaidah tajwid adalah wajib demi menjaga asholah (kemurnian) Al-Qur’an sebagaimana diturunkan dari Allah swt, demikian pula sampainya kepada kita.

Ah, ternyata ilmu Al-Qur’an itu menarik juga, saya jadi penasaran dan bersemangat  ingin bisa sampai level Tahsin 4. Mudah-mudahan bisa jadi ilmu yang bermanfaat, dan semoga bisa mengajarkannya kepada orang lain.